Makna Teologi Ekologis dalam Tradisi Roko Molas Poco Ditinjau dari Perspektif Ensiklik Laudato Si’ Artikel 84-88
DOI:
https://doi.org/10.69621/jpf.v18i1.177Palabras clave:
roko molas poco, laudato si’, makna, ekologi,Resumen
Saat ini, dunia kita dilanda krisis ekologis. Kekrisisan itu nampak dalam pencemaran baik itu air, udara, maupun tanah. Hal ini menunjukkan keretakan relasi manusia dengan alam dan ciptaan lain. Manusia melepaskan tanggung jawabnya terhadap alam dan ciptaan lain. Hal ini merupakan suatu indikasi memudarnya kesadaran ekologis dari manusia. Menanggapi hal ini, melalui Laudato Si’, Paus Fransiskus menunjukkan keprihatinannya terhadap darurat ekologis. Paus menyerukan pentingnya relasi resiprokal antara alam dan manusia dengan tujuan untuk menggugah kembali kesadaran ekologis manusia. Namun, penulis melihat bahwa sebelum adanya seruan ekologis dari Gereja, kesadaran ekologis sudah ada dalam kebudayaan lokal seperti roko molas poco. Karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menggali makna-makna ekologis dari ritus roko molas poco dan dihubungkan dengan Laudato Si. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah metode kualitatif-deskriptif dengan membaca literatur terkait topik yang dibahas. Dari pengkajian akan topik ini, penulis menemukan adanya seruan yang sama antara makna yang terkandung dalam ritus roko molas poco dengan yang digaungkan Laudato Si’. Keduanya memiliki tujuan yang sama dalam menumbuhkan kesadaran ekologis manusia. Dengan demikian, kesadaran ekologis manusia dapat dihidupkan kembali dengan mengangkat nilai-nilai yang sudah ada dalam kebudayaan lokal seperti roko molas poco.
Descargas
Citas
Denar, B., Juhani, S., & Riyanto, A. (2020). Dimensi Ekoteologis Ritual Roko Molas Poco dalam Tradisi Pembuatan Rumah Adat Masyarakat Manggarai – Flores Barat. Kontekstualita, 35(01), 1–24. https://doi.org/10.30631/ 35.01.1-24
Dominggus, H., & Pandor, P. (2022). Menyibak Dimensi Ekologis dan Dimensi Humanis Upacara Roko Molas Poco dan Ensiklik Laudato Si’Artikel 89- 92. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, 6(1), 1–18.
Erb, M. (1999). The Manggaraians: A Guide To Tradtional Lifestyle. Singapore: Time Editions.
Fransiskus, P. (2016). Ensiklik Paus Fransiskus Laudato Si’. Seri-Dokumen Gerejawi-No-98-LAUDATO-SI-1, 1–150.
Gabriel, N. S., Ndoen, F. A., & Prisarto, A. k. (2019). Upacara Roko Molas Poco dalam Masyarakat Suku Bangsa Manggarai di Desa Compang Laho Kecamatan Poco Ranaka Kabupaten Manggarai Timur. Sejarah, 16(1), 1–5.
Jemali, M., Ngalu, R., & Jebarus, A. (2017). Tradisi Roko Molas Poco Dalam Hubungannya Terhadap Martabat Perempuan Manggarai. Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 09(10), 85–94.
Kirchberger, G. (2012). Allah Menggugat Sebuah Dogmatik Kristiani. Maumere: Penerbit Ledalero.
Lon, Y. S. B. (2015). Fenomena Mbaru Gendang di Manggarai. In P. Domino (Ed.), Tantangan Inovasi Pendidikan dan Budaya di Manggarai. Ruteng: STKIP St.Paulus Ruteng Manggarai.
Meko, A. M. L. (2022). Religiusitas Tradisi Hudoq-Dayak Bahau dan Krisis Ekologis: Tinjauan Fenomenologi dalam Pandangan Laudato Si. Perspektif, 17(2), 183–196.
Ngabalin, M. (2020). Ekoteologi/ : Tinjauan Teologi Terhadap Keselamatan Lingkungan Hidup. CARAKA: Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika, 1(2), 118–134. https://doi.org/10.46348/car.v1i2.22
Ngahu, S. S. T. (2020). Mendamaikan Manusia dengan Alam. Pengarah: Jurnal Teologi Kristen, 2(2), 77–88. https://doi.org/10.36270/ pengarah.v2i2.28
Rusdina, A. (2015). Membumikan Etika Lingkungan Bagi Upaya Membudayakan Pengelolaan Lingkungan yang Bertanggung Jawab. Istek, 9(2), 244–263.
Timo, E. I. N. (2015). Polifonik Bukan Monofonik: Pengantar Ilmu Teologi. Satya Wacana University ress.
Tomusu, A. Y. (2021). Fondasi Etika Ekologi Dari Perspektif Teologi Kristen. SESAWI: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Kristen, 2(2), 176–193. https:/ /doi.org/10.53687/sjtpk.v2i2.54
Descargas
Publicado
Cómo citar
Número
Sección
Licencia

Esta obra está bajo una licencia internacional Creative Commons Atribución-NoComercial-SinDerivadas 4.0.














