Ritus Lodong Ana’ dalam Masyarakat Lamaholot dan Sakramen Baptis

Pengantar Sebuah Perbandingan

Authors

  • Zakeus Daeng Lio Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Widya Sasana, Malang

DOI:

https://doi.org/10.69621/jpf.v9i2.58

Keywords:

Lodong Ana’, masyarakat Lamaholot, Lera Wulan Tana Ekan, Sakramen Baptis

Abstract

For the ethnic society of Lamaholot, East Flores, a baby is a gift of Lera Wulan Tana Ekan (God), therefore the people have to perform a special ritual called Lodong Ana’. The ritual is performed with double intentions, namely for thanking the almighty God spiritually and for incorporating the baby into the society socio-culturally. As any common ethnic ritual of agricultural society around the globe, the Lodong Ana’ rite is performed with its various symbols representing the society and prayers uttered by the kepala adat (ethnic chief). This ritual has some similarities with the Sacrament of Baptism in the Catholic Church. This article, then, tries to describe parallelism between the two. The writer argues that the dialogue between the two rites is of paramount importance, particularly for the people of Lamaholot who are Catholics. The constructive and critical dialogue is mostly possible, which can contribute for strengthening the bond of family life in the society at large as well as Christian community as people of God with its local flavour.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anand, Subhash (1999), Inkulturasi Liturgi Ekaristi (terj. Yosef Maria Florisan,

dkk), Ende: Nusa Indah.

Arndt, Paul SVD (2003a), Agama Asli di Kepulauan Solor, Maumere: Penerbit Puslit Candraditya.

Arndt, Paul SVD (2003b), Falsafah dan Aktifitas Hidup Manusia di Kepulauan Solor, Maumere: Penerbit Puslit Candraditya.

Dhogo, Cristologus (2009), Su’i Uwi Ritus Budaya Ngadha dalam Perbandingan dengan Perayaan Ekaristi, Maumere: Ledalero.

Dokumen Konsili Vatikan II (terj. R. Hardawiryana, SJ) (1998), “Dekrit Ad Gentes Tentang Kegiatan Misioner Gereja”, “Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium tentang Gereja”, Jakarta: Obor.

Handoko, Petrus Maria (2003), Sakramen Inisiasi Baptis, Krisma dan Ekaristi (Diktat), Malang: STFT Widya Sasana.

Jebadu, Alex (2009), Bukan Berhala Penghormatan kepada Para Leluhur, Maumere: Penerbit Ledalero.

Katekismus Gereja Katolik (1995), Propinsi Gerejani Ende: Percetakan Arnoldus.

Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici) (1991), “Tentang Pelayan Baptis”, Jakarta: Obor.

Phang, Benny dan Valentinus, eds. (2011), Minum Dari Sumber Air Sendiri Dari Alam Menuju Tuhan, Malang STFT Widya Sasana.

Pidyarto Gunawan, H., O.Carm (1993), Mempertanggungjawabkan Iman Katolik, Malang: Penerbit Dioma.

Pidyarto Gunawan, H., O.Carm (2000), Umat Bertanya Romo Pid Menjawab, Yogyakarta: Kanisius.

Raharso, Alf. Catur (2008), Kesepakatan Nikah dalam Hukum Perkawinan Katolik, Malang: Dioma.

Suwondo, H. Bambang et al. (1983), Cerita Rakyat Daerah Nusa Tenggara Timur, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Vatter, Ernest (1984), Ata Kiwan, Ende-Flores: Penerbit NUSA INDAH.

Yunus, H. Ahmad, et al. (1984), Upacara Tradisional Daerah Nusa Tenggara Timur, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sumber Wawancara:

Bapak Cornelius Durun Lio, seorang tokoh adat dalam masyarakat Lamaholot, dalam wawancara dengan penulis melalui telepon, pada tanggal 15 November 2013, pukul 16.00 WIT.

Bapak Aloysius Koten, seorang tokoh masyarakat Lamaholot dalam wawancara dengan penulis melalui telepon, pada tanggal 25 November 2013, pukul 16.00 WIT.

Rm. Floriwujon, Pr, Imam Diosesan Keuskupan Larantuka, dalam dialog dengan penulis melalui telepon pada tanggal, 23 November 2013, pukul 16.00 WIT.

Published

2014-12-01

How to Cite

Lio, Z. D. . (2014). Ritus Lodong Ana’ dalam Masyarakat Lamaholot dan Sakramen Baptis: Pengantar Sebuah Perbandingan. Perspektif, 9(2), 141–169. https://doi.org/10.69621/jpf.v9i2.58

Issue

Section

Articles

Categories